Pengendapan Primer
Air limbah yang telah dikumpulkan, selanjutnya mengalir ke dalam bak pengendapan primer. Di dalam bak ini, partikel-partikel padat yang lebih berat daripada air akan mengendap ke dasar bak. Hal ini bertujuan untuk mengurangi beban partikel dalam air limbah, yang dapat mencemari tahapan pengolahan selanjutnya.
Partikel-partikel seperti lumpur dan endapan padat lainnya dihilangkan, sehingga air limbah menjadi lebih jernih dan siap untuk tahapan pengolahan berikutnya.
Jenis-Jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Sistem pengelolaan air limbah dapat bervariasi tergantung pada jenis Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang digunakan. Dalam hal ini, jenis-jenis IPAL dapat dikategorikan berdasarkan tujuan atau sumber air limbahnya, antara lain:
IPAL komunal adalah sistem pengolahan air limbah yang digunakan secara bersama-sama di suatu kawasan permukiman secara terpusat. Pada sistem ini, setiap rumah tangga atau fasilitas umum yang memiliki MCK pribadi akan terhubung ke saluran pembuangan. Sistem IPAL ini umumnya digunakan untuk mengelola air limbah domestik di wilayah yang tidak dapat menerapkan sistem IPAL mandiri.
IPAL mandiri adalah instalasi pengolahan air limbah yang dibangun guna memenuhi kebutuhan pengolahan air limbah perorangan, per bangunan, atau per keluarga secara spesifik. Meski cakupannya lebih sedikit dibandingkan IPAL komunal, tetapi IPAL jenis ini lebih efektif dalam pengolahan air limbah. Meskipun biayanya lebih ekonomis, namun pemilik IPAL mandiri harus dapat mengelola instalasi pengolahannya sendiri.
IPAL industri merupakan fasilitas pengelolaan air limbah yang dirancang khusus untuk mengolah air limbah dari kegiatan industri. Tidak seperti IPAL komunal dan mandiri yang hanya mengolah air limbah domestik dari rumah tangga, maka IPAL industri mengolah air limbah industri dengan karakteristik beragam. Sebagai contoh, air limbah dari proses industri batu bara tentu memiliki sifat yang berbeda dengan limbah cair dari sektor medis.
Proses Penyaringan dan Pemurnian
Jika sudah melewati tahap pengendapan sekunder, air limbah mungkin masih mengandung partikel-partikel halus dan zat-zat tersuspensi. Oleh karena itu, tahap berikutnya adalah proses penyaringan lanjutan.
Proses ini melibatkan penggunaan berbagai jenis filter dan teknologi penyaringan untuk menghilangkan partikel-partikel tersebut. Selain itu, beberapa instalasi juga menggunakan bahan kimia tambahan seperti klorin untuk menghilangkan zat-zat tertentu yang masih ada dalam air limbah.
Beberapa sistem pengolahan air limbah juga melibatkan proses deoksigenasi. Ini terutama diperlukan jika air limbah yang akan dibuang kembali ke lingkungan mengandung terlalu banyak oksigen terlarut. Proses deoksigenasi bertujuan untuk mengurangi kadar oksigen terlarut dalam air limbah, sehingga sesuai dengan persyaratan lingkungan sebelum dilepaskan kembali ke sungai atau perairan lainnya.
Jenis Pompa untuk Pengolahan Air Limbah
Dalam tahapan pengolahan air limbah, penggunaan pompa menjadi sangat penting. Pompa digunakan untuk memindahkan air limbah dari satu tahapan ke tahapan lainnya. Berbagai jenis pompa digunakan dalam pengolahan air limbah sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dari masing-masing tahapan. Berikut jenis-jenis pompa yang umumnya digunakan.
Pompa sentrifugal adalah salah satu tipe pompa yang paling umum digunakan dalam proses pengolahan air limbah. Prinsip kerjanya didasarkan pada gaya sentrifugal yang menciptakan tekanan yang menggerakkan air limbah.
Jenis pompa ini sangat efisien dalam mengatasi air limbah yang mengandung partikel-partikel padat. Melalui putaran yang cepat, pompa sentrifugal mampu mengangkut air limbah dengan partikel-partikel tersebut dari satu tahap pengolahan ke tahap berikutnya.
Pompa submersible merupakan jenis pompa yang dirancang khusus untuk beroperasi di dalam air. Pompa ini sering digunakan dalam bak pengendapan di mana air limbah harus dipompa keluar untuk proses selanjutnya. Pompa submersible juga ideal untuk mengatasi air limbah dari saluran bawah tanah. Keunggulan utama pompa submersible yaitu bisa bekerja di dalam air tanpa risiko korosi dan keausan.Baca juga: Cara Memilih Pompa Submersible dalam Industri Pertambangan dan Konstruksi
Pompa lumpur dirancang secara khusus untuk menangani air limbah yang mengandung lumpur atau partikel-partikel padat. Pompa lumpur sangat efisien dalam mengatasi material yang lebih kental dan padat. Pompa ini biasanya memiliki desain khusus dengan saluran lebar yang menghindari penyumbatan yang mungkin terjadi pada pompa jenis lainnya ketika menghadapi limbah yang mengandung partikel-padat.
Pompa dosir digunakan untuk menyuntikkan bahan kimia tertentu ke dalam air limbah sebagai bagian dari proses pengolahan tertentu. Pompa ini memungkinkan kontrol yang tepat untuk jumlah bahan kimia yang ditambahkan ke dalam air limbah. Pompa dosir sangat penting dalam menjaga tingkat presisi yang diperlukan dalam aplikasi yang memerlukan penggunaan bahan kimia tertentu, seperti penyesuaian pH atau penambahan koagulan.
Air blower berfungsi menghasilkan udara bertekanan yang diperlukan dalam proses aerasi dalam pengolahan air limbah. Air blower menciptakan aliran udara yang dialirkan ke dalam sistem pengolahan air limbah, seperti bak pengolahan aktif, untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme yang mengurai zat organik dalam air limbah. Proses ini penting dalam menghilangkan polutan dari air limbah dan menjaga kualitas air sebelum dibuang kembali ke lingkungan.
Air diffuser merupakan komponen kunci dalam sistem aerasi pengolahan air limbah. Air diffuser berfungsi untuk mengarahkan udara bertekanan yang dihasilkan oleh air blower ke dalam bentuk gelembung-gelembung kecil yang tersebar merata di dalam bak pengolahan aktif.
Gelembung-gelembung ini membawa oksigen ke dalam air limbah dan memberikan lingkungan yang cocok bagi mikroorganisme aerob untuk menguraikan polutan. Proses memecah udara menjadi gelembung-gelembung kecil ini akan meningkatkan efisiensi aerasi dan membantu menjaga kualitas pengolahan air limbah menjadi lebih optimal.
Untuk memastikan bahwa tahap pengolahan air limbah efisien dan sesuai dengan kebutuhan, Anda dapat mempercayakan kebutuhan pompa Anda kepada Winston Indonesia. Tersedia pompa-pompa berkualitas tinggi yang sesuai dengan berbagai jenis pengolahan air limbah, termasuk pompa sentrifugal dan submersible.
Di Winston Indonesia juga tersedia layanan after sales, di mana Anda bisa konsultasi gratis dan teknisi bisa datang langsung ke lapangan jika diperlukan. Dapatkan pompa terbaik dari Winston Indonesia sekarang juga untuk menjaga kualitas air limbah Anda dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.
Proses produksi tertentu akan menghasilkan berbagai jenis bahan sisa/ sampah, termasuk limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Mengetahui informasi lengkap tentang karakteristik hingga contoh limbah B3 dapat membuat Anda lebih berhati-hati dan teliti dalam pengolahan sampah.
Jika tidak dikenali dan dikelola dengan baik, jenis limbah ini bisa mencemari lingkungan hingga mengganggu kesehatan manusia. Langsung saja baca artikel tentang limbah B3 beserta contoh dan cara pengelolaannya melalui artikel di bawah ini!
Pengolahan Secara Biologi
Teknik pengelolaan limbah B3 ini dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme tertentu. Pada umumnya, metode ini digunakan terhadap limbah B3 cair dengan kandungan senyawa organik berbahaya.
Apa Itu Limbah B3 dan Contohnya
Seperti namanya, limbah B3 merupakan suatu jenis limbah sisa produksi yang mengandung bahan-bahan berbahaya hingga beracun, sehingga bisa memberikan dampak negatif ketika tidak kelola dengan baik.
Limbah B3 berbahaya karena mengandung zat-zat kimia berbahaya dan beracun. Pada umumnya, jenis limbah yang satu ini dihasikan oleh kegiatan produksi industri, pelayanan kesehatan, pariwisata, hingga rumah tangga.
Secara umum, berikut ini beberapa contoh limbah B3, yaitu:
Menghancurkan Partikel yang Merusak
Penghancuran partikel menjadi hal penting yang harus dilakukan agar dapat melindungi alat dari sejumlah partikel yang memiliki sifat merusak.
Mar Cara Pengolahan Limbah Cair yang Tepat
Pengolahan limbah cair harus dilakukan dengan tepat. Limbah cair menjadi salah satu jenis limbah yang banyak dihasilkan dari proses produksi industri, sehingga limbah begitu identic dengan sampah industri.
Sayangnya, karena pengolahan yang kurang tepat, tidak sedikit kasus pencemaran lingkungan yang terjadi. Sehingga, sumur warga tercemari. Lantas, bagaimana cara menangani limbah cair?
Limbah B3 Sumber Spesifik Khusus
Kategori limbah B3 yang satu ini menghasilkan limbah yang bersifat beracun dan berbahaya dengan jenis limbah khusus. Pengelolaan limbah B3 yang masuk dalam kategori ini pun mengguankan metode khusus. Contohnya, limbah laboratorium kimua, limbah pabrik elektronik, dan lainnya.
Karakteristik Limbah Cair
Seluruh limbah cair yang berasal dari industri, kegiatan rumah tangga atau tempat umum, biasanya sudah tidak digunakan lagi. Agar air limbah tidak merusak lingkungan, pengolahan limbah cair harus dilakukan dengan tepat.
Bila dilihat secara umum, limbah cair ini bisa dikenali sesuai dengan karakteristik kimia, fisik hingga bakteriologis yang dimilikinya. Bila dilihat dari segi fisik, air limbah pada dasarnya memiliki warna suram serta sedikit berbau.
Sebagian besar limbah cair memiliki bentuk air, namun ada pula limbah yang tercampur dengan bahan-bahan yang memiliki bentuk padat. Sedangkan, bila dilihat dari karakteristik kimia yang dimilikinya, air limbah mempunyai campuran zat kimia organik serta anorganik.
Sifat dari air limbah ketika keluar dari sumbernya adalah basah. Namun, nantinya akan berubah menjadi asam. Hal tersebut disebabkan karena dekomposisi yang berasal dari bahan organiknya. Saat air limbah mulai berubah menjadi asam, nantinya bau yang kurang enak akan langsung tercium.
Bila dari karakteristik bakteriologis yang dimilikinya, air limbah memiliki kandungan mikroorganisme mulai dari jamur, bakteri, protozoa, dan mempunyai peran di dalam proses dekomposisi. Bakteri patogen yang berada di air limbah ini biasanya merupakan bakteri e-coli.